Ada Ubi Talas di Victoria International Hotel
( #TantanganGurusiana hari ke-144#)
Sehabis menikmati perjalanan 5 jam di atas kereta api cepat dari shanghai, bersama rombongan MKKS SMA Provinsi Sumatera Barat dalam rangka studi komparatif ke Tianjin Polytechnic University, kami disambut oleh angin kencang dan suhu dingin yang menusuk tulang. Suhu di Tianjin pada tanggal 26 Oktober 2018 menunjukkan angka 4 Derajat Celcius. Suhu yang cukup dingin bagi saya yang biasa tinggal di daerah iklim tropis dengan suhu rata-rata 28 Derajat Celcius.
Namun di daerah tempat saya bertugas yaitu Alahan Panjang yang terkenal dengan kota dingin tanpa salju, suhu terendah yang pernah saya nikmati adalah 14 Derajat Celcius. Setiap hari bertugas, saya selalu ditemani oleh jaket kesayangan. Padahal kami sudah merasakan itu adalah suhu terendah di kampung kami.
Dalam perjalanan ke negeri tirai bambu ini para emak-emak membawa perlengkapan komplit untuk mengahadapi musim dingin, mulai dari winter jacket, sarung tangan heattech, sweater bulu, topi kupluk, syal, kaos kaki, dan sepatu boots. Eh, sementara bapak-bapak bondo nekat yang hanya memakai pakaian musim tropis saja termasuk saya. Sebenarnya dari Indonesia, saya masih setia ditemani oleh jaket biru abu-abu berlogo MediaGuru. Jaket kesayangan ini cukuplah sebagai pelapis badan untuk mengurangi suhu yang sangat dingin.
Setelah seharian menjelajahi kampus Tianjin Polytechnic University, kami meneruskan perjalanan ke tempat penginapan di Victoria International Hotel. Victoria International Hotel terletak di 66 Zhongshan Rd, Hebei District, Tianjin, Tiongkok. Victoria International Hotel, Tianjin berada di Binhai Xin Qu. Lokasi hotel sangat strategis karena hanya berjarak 13,43 km dengan Bandar Udara Internasional Tianjin Binhai (TSN).Terdapat beberapa tempat menarik di sekitarnya, seperti Gereja Wanghailou yang berjarak sekitar 1,78 km dan Jalan Kebudayaan Kuno berjarak sekitar 1,72 km.
Kualitas pelayanan super, ditambah berbagai fasilitas unggulan akan membuat saat-saat menginap di sini menjadi sebuah pengalaman berkesan yang luar biasa bagi pengunjung.
Di dalam hotel terdapat restoran yang menyajikan menu lezat ala Victoria International Hotel Tianjin khusus untuk pengunjung. Selama 2 hari menginap di sini ada menu khas yang menarik saya. Dan jarang ditemui di hotel-hotel mewah sekelas Victoria International Hotel ini. Pada saat sarapan pagi, saya mencoba mencari makanan yang agak beda dengan hotel-hotel Indonesia. Biasanya pagi hari kita sarapan dengan bubur, kolak dan nasi goreng, tapi disini saya temui ada ubi talas, ubi jalar, jagung, kentang dan telur. Wah ini betul-betul makanan tradisional semua. Kalau mau coba bubur ayam, takut bercampur dengan daging lain. Yah, kita nikmati saja makan ubi talas ini, anggap saja sedang berada di kampung he he.
Nah, sobat itulah anekdot perjalanan kami makan dengan makanan umbi-umbian eh ubi-ubian.
#Menuju Piagam Gurusianer 365#
Kalau ada saran dan usulan silakan ditulis pada kolom komentar.
Solok, 6 Juni 2020
14 Syawal 1441 H
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kapan ya bisa kesana, he he, tulisannya sangat inspiratif, Pak.
Insya Allah, semoga tercapai niatnya buk. terima kasih.
Senang membaca cerita Bapak...
Terima kasih buk.
Menu sehat, kesukaan saya. Sungguh, tulisan-tulisan Pak Martin tentang berbagai perjalanan di negeri tirai bambu sangat inspiratif. Berhasil menarik hati saya yang semula tak ada keinginan dan takut berkunjung kesana. Barakallahu fii ilmiika, Pak Martin.
Terima kasih buk dian. Saya hanya berbagi pengalaman, semoga bermanfaat.
Aamiin ya rabbal 'alamin.
Wow..keren ya ubi2an..ternyata ada di shanghai..salam pak..
Yop, buk terima kasih.
Keren bacaannya da..
Terima kasih buk.
Mantap Pak. Jauh di sana namun rasa kampung halaman
Yop buk serasa di kampung.
Keren..pak...! Jadi tambah minat melancong kayaknya!
Berbagi pengalaman aja buk.
Keren pak
makasih buk.
Mantap pak martin
eits, terima kasih buk.
Wawww ... amazing ya Pak, ternyata yg kita anggab makanan murahan di nagari kito menjadi makanan berkelas dinagari urang. Hebat
Yop, buk. Ternyata di nagari urang jadi makanan utama.
Terima kasih buk.
makin keren, inspiratif, dan semoga tulisan ini bermanfaat untuk banyak orang.
Aamiin, terima kasih pak timbul.
sama-sama pak
Kapankah bisa kesana?....salam mudita lega
Insya Allah buk. Salam mudita juga.
Mantuul.. inspiratif...sukaa
Yop, buk rika. Terima kasih.
Mantap pak.keren.
makasih buk.