Menikmati Pesona Gunung Talang (2), Camping Ground Cadas
( #TantanganGurusiana hari ke-27#)
Jalur pendakian yang mudah, gunung yang relatif rendah, jarak yang dekat dari pusat ibu kota Provinsi Sumatera Barat, Kota Padang. Pemandangan yang memikat sepanjang perjalanan dengan hamparan kebun teh, dan pemandangan menakjubkan dari puncaknya, menjadikan gunung Talang jadi favorit bagi para pendaki terutama pemula.
Tengah malam di akhir desember 2018 lalu mendekati perayaan tahun baru, angin berhembus menyusup celah-celah jaket dan menyapa kulit tubuh. Dingin mulai terasa. Bintang-bintang bertaburan di langit menemani perjalanan kami melewati jalan perkebunan teh PTPN VI menuju titik awal pendakian di Pos R6. Beberapa pendaki mulai terlihat di Pos R6 dan memecah kesunyian dengan gelak tawa diiringi petikan gitar. Di Pos R6 kami mencuci muka dan mengambil air untuk cadangan selama perjalanan. Sekitar pukul 23.00 WIB, kami mulai meninggalkan keriuhan pemuda pemudi di kaki Gunung Talang. Beberapa teguran basa-basi terlontarkan dari pendaki-pendaki yang berpapasan dengan kami.
Rintangan-rintangan mulai menghadang sekitar 20 menit dari Pos R6. Jalan tanah licin dengan kombinasi tanah lumpur menghadang. Tak jarang, lutut kaki hampir menyentuh dada saat merayapi akar-akar pohon yang merambat di jalur pendakian. Jumlah total rambu di Gunung Talang terdapat 54 buah. Namun, tak ada patokan yang jelas jarak antar rambu ketika rambu mulai dibuat. Setiap melewati rambu membuat kami yang pertama kali mendaki Gunung Talang penasaran. Hampir dua jam lamanya kami berjalan mendaki gunung yang terakhir meletus tahun 2007 ini. Di R46, lampu-lampu pemukiman menyegarkan mata setelah jatuh bangun di tengah hutan gelap.
Banyak sekali pendaki yang kami temui sejak awal kami pendakian, barangkali karena menjelang akhir tahun. Kami berharap bisa menyaksikan matahari pagi muncul dari ufuk timur di belahan bumi ranah minang ini. Untuk pendakian dari R6 (rambu 6) hingga R54 dibutuhkan alas kaki sepatu. Gunakanlah alas kaki sepatu sebagai pelindung kaki saat mendaki Gunung Talang. Medan pendakian yang berat tak hanya jalur yang licin dan berbatu, medan pendakian yang didominasi oleh akar pohon. Sepatu akan melindungi kaki dari batu-batu kerikil licin ketika meninggalkan R54 menuju puncak Gunung Talang.
Jalur pendakian dari gerbang base camp hingga ke shelter 1 mulai menanjak tapi tergolong sangat bagus dan bersih. Hanya saja, mulai dari shelter 1 hingga batas pintu rimba, jalan cukup berlumpur di saat hujan lebat. Ada baiknya pakai sepatu boot panjang saat musim hujan. Kebetulan saat pendakian kali ini kami berjumpa dengan musim hujan.
Sesudah shelter 1 jalan makin menanjak, tapi tergolong moderat, bahkan dibanding medan gunung Marapi yang tergolong mudah. Setelah memasuki rimba, medan pendakian mulai lembab, licin, akar-akar pohon, kadang melalui penghalang pohon tumbang. Di sepanjang jalan rimba ini, khususnya musim panas, akan banyak ditemui stroberi hutan yang rasanya asem-manis.
Mendekati cadas tempat camping ground, vegetasi mulai berubah, satu-satu ditemui bunga edelweis tapi tidak terlalu subur. Edelweis yang subur bisa ditemui cukup banyak di jalur pendakian dari camping ground di cadas menuju puncak. Yang jahil memetik edelweis dan tertangkap waktu razia akan dihukum mengembalikan ke puncak atau denda Rp100.000.
Ada baiknya waktu perjalanan diatur sedemikian rupa supaya sampai di cadas lewat tengah hari, terutama di musim panas. Terik matahari sangat terasa di cadas pada musim panas, bahkan di dalam tenda sekalipun akan terasa terpanggang. Waktu yang pas sampai di cadas adalah sesudah Ashar, sekitar jam 16.00 wib s.d 17.00 wib.
Kami tiba di R54 sekitar pukul 02.00 WIB.Camp ground terakhir sebelum puncak adalah sebuah pelataran luas, yang disebut "cadas" oleh para pendaki. Tanda sudah sampai di camping ground cadas akan ditemui rambu R54 (terakhir). Silakan memilih tempat untuk mendirikan tenda. Area lapang sangat luas, bisa muat ribuan tenda. Pada tahun sebelumnya ratusan orang bahkan hampir ribuan mendirikan tenda saat peringatan 17 Agustus. Jadi tenang saja, tidak akan kehabisan tempat mendirikan tenda. Tapi sekedar saran, akan lebih baik pilih tempat mendirikan tenda di dekat lereng bukit sebelah kanan dari pintu masuk, untuk mengurangi kemungkinan terpaan badai atau setidaknya angin malam. Pendakian diakhir tahun atau menjelang tahun baru sangat ramai diikuti oleh pendaki dari berbagai daerah, bukan hanya dari Sumatera Barat, Pulau Jawa, Sulawesi bahkan ada yang datang dari Papua.
Di cadas inilah para pendaki biasanya beristirahat semalaman, untuk melakukan summit attack lewat dini hari. Klau ketiduran bisa tidak menikmati sunrise di puncak gunung. Dibutuhkan waktu sekitar 1 jam dari area perkemahan di cadas menuju puncak 2597 mdpl. Tinggal dihitung saja waktunya bila ingin melihat mata hari terbit dari puncak. Saat langit jernih, pemandangan di camping ground cadas sangatlah indah, baik siang maupun malam hari, terutama saat malam bertabur bintang.
Solok, 10 Februari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar